No Image Available

BEGITU BANYAK BOS, BEGITU SEDIKIT PEMIMPIN

 Author: Dr Darmin Ahmad Pella  Publisher: AIM Press  Published: 2020  ISBN: 978-602-74259-2-7  Pages: 218  Country: Indonesia  Language: Indonesia  Dimension: 14 x 23 cm  Tags: bad bosboss vs pemimpinleaderpemimpinpengembangan kepemimpinantoxic bos |
 Description:

Dalam keseharian, saya membantu pengembangan sistem manajemen strategik, manajemen kinerja dan manajemen SDM perusahaan, kementerian dan lembaga.  Di sela-sela kegiatan konsultansi manajemen, Saya mengajar di sesi-sesi pelatihan.

Setiap kali mengajar di berbagai pelatihan, saya selalu mengatakan “Silakan “curman”.  Semakin banyak dan berat curman Anda, semakin bagus ilmu-ilmu yang keluar, ilmu yang tidak ada di slide-slide presentasi”.

Pelatihan menjadi lebih memuaskan, karena peserta merasa disemangati, tidak dibatasi, dan asyik melakukan apa yang saya sebut sebagai “curman”.  Curman adalah kependekan dari curhat manajemen.  Curman menjadi katarsis pegawai, melepaskan katup emosional stress, sekaligus menjadi jalan keluar untuk memahami ilmu manajemen lebih tinggi.

Semakin berat curman yang disampaikan peserta pelatihan, semakin saya senang.  Ketika  curman yang berat berhasil ditanggapi dengan memuaskan, peserta menjadi lebih puas karenanya. Manfaatnya, peserta lebih berkomitmen pada pelatihan, sekaligus menjadi pegawai yang lebih cerdas dan bijaksana.

Nah, ribuan curhat manajemen tersebut senyatanya telah menjadi bahan bakar motivasi untuk menulis buku guna mencerahkan lebih banyak orang.  Nah lagi, salah satu topik yang paling banyak dicurmankan ternyata adalah “Kualitas Bos. Kualitas Atasan. Kualitas Pimpinan. Kualitas Kepemimpinan”.

Diantara berbagai judul buku yang ingin Saya tuliskan, buku ini merupakan salah satu proyek penulisan buku yang semangatnya sangat tinggi, karena banyak sekali “curman” mengenai kualitas kepemimpinan ketika sedang memberikan pelatihan di manapun.

Sebagaimana pelatihan yang selalu dibuat “renyah”, meminjam istilah salah seorang peserta pelatihan, Saya selalu berusaha menulis dengan gaya majalah Tempo, majalah yang membuat saya semangat memperbaiki kualitas tulisan sejak jaman kuliah di UGM dahulu, yaitu menulis dengan gaya yang enak dibaca dan perlu. Meskipun topiknya berat, sebuah ide harus ditulis secara sistematis, powerfull, sekaligus nyaman dinikmati.

Dengan posisi sebagai trainer, fasilitator, dosen, konsultan, dan praktisi, Saya senantiasa menulis buku menggabungkan berbagai aspek konseptual, hasil penelitian, jurnal akademis, manajemen organisasi, manajemen kinerja, manajemen bisnis, manajemen SDM, aspek psikologis, pengembangan pribadi, dan lain-lain.

Saya berusaha memilih menulis topik permasalahan atau tema buku yang sebisa mungkin memberi manfaat bagi orang banyak dan bertahan dalam jangka panjang.

Buku ini memiliki cerita yang panjang terkait niat penulisannya.  Mengapa demikian?

Sebab isu kepemimpinan mungkin isu terpenting negeri ini. Ketika melakukan pemaparan di sidang disertasi, sebagai promovendus saya ditanya, diantara sembilan kelemahan kapabilitas organisasi penyebab problem implementasi strategi yang diteliti, faktor apa yang paling penting diperhatikan?  Saya menjawab faktor ketiadaan kualitas kepemimpinan.  Penguji puas. Jawaban faktor kualitas kepemimpinan tersebut sama dengan pemikirannya.

Disertasi tersebut telah dituliskan dalam bentuk buku berjudul “Problem Implementasi Strategi: temukan dan atasi penyebab kegagalan implementasi strategi di organisasi Anda”.  Buku itu, sesungguhnya niat penulisannya juga untuk dibaca dan diresapi para pemegang jabatan pimpinan di manapun berada.

Buku ini memiliki rentang yang panjang terkait inspirasi penulisannya.  Ketika saya berdiskusi dengan banyak pemegang jabatan struktural di perusahaan, kementerian dan lembaga, mengenai topik permasalahan apa yang paling prioritas diperbaiki, kita menemukan isu yang sama, bahwa perlu perbaikan segera pada kualitas para pimpinan. Kita menemukan kesepahaman, bahwa banyak sekali masalah yang muncul, sesungguhnya bermuara pada satu faktor, yakni kualitas para pemegang jabatan pimpinan di berbagai level dalam organisasi.

Presiden Jokowi menyampaikan pidato pelantikan periode kedua dan membeberkan lima program kerja prioritas yang akan dikerjakan bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Program-program tersebut adalah sebagai berikut.

Program kerja pertama adalah pembangunan sumber daya manusia. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa pembangunan sumber daya manusia akan menjadi menjadi prioritas utama. Upaya tersebut dilakukan untuk merespon  bonus demografi yang menciptakan peluang tersendiri. Presiden Jokowi ingin menciptakan generasi pekerja keras yang dinamis, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita perlu dana abadi yang besar untuk peningkatan kualitas manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan.

Program kerja kedua adalah pembangunan infrastruktur.  Pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan untuk mendukung aktivitas masyarakat, termasuk untuk mendukung pengembangan perekonomian dan kemudahan aksesibilitas.

Program kerja ketiga adalah penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi.   Pemerintah akan mengajak DPR untuk menerbitkan dua undang-undang besar. Pertama UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM UU tersebut akan merevisi Undang-Undang yang dinilai menghambat tercapainya lapangan kerja dan UMKM.

Program kerja keempat adalah penyederhanaan birokrasi. Presiden Jokowi bertekad untuk memotong birokrasi yang panjang dan penyederhanaan eselonisasi.  Akan dilakukan studi untuk menyederhanakan eselonisasi menjadi dua level saja, dan dibawahnya diisi dengan tingkat fungsional yang menghargai kompetensi dan keahlian.

Program kerja kelima adalah transformasi ekonomi. Dalam konteks ini, negara akan fokus pada upaya transformasi dari ketergantungan sumber daya alam ke daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa.

Program kerja pertama Presiden Jokowi adalah pembangunan SDM, yang jelas-jelas berkaitan dengan kualitas pemimpin penggeraknya. Dari seluruh program kerja tersebut, seluruhnya membutuhkan pemimpin berkualitas. Seluruh program kerja Presiden Jokowi membutuhkan kualitas kepemimpinan agar seluruh unsur di mana pun berada bekerja keras membuat transformasi nyata di lapangan.

Masa depan bangsa sangat tergantung pada kualitas pemimpin.  Kita bisa yakin dan optimis bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang baik, bangsa yang benar, bangsa yang besar, menjadi salah satu macan Asia, bila kita berhasil meningkatkan kualitas para pemimpin di Indonesia.

Bila Anda dan para pimpinan unit kerja di kementerian/lembaga atau perusahaan memiliki perhatian dan kepedulian yang sama pada kualitas kepemimpinan, maka buku ini sangat cocok untuk Anda. Dengan mengerti dan menerapkan isi buku ini, Anda berkontribusi membangun masa depan Indonesia menjadi salah satu bangsa yang kuat, kompetitif, berdaya saing tinggi dan menjadi macan Asia di masa depan.


 Back
Open chat
Butuh bantuan atau informasi?
Halo, ada yang bisa kami bantu? Mengenai pelatihan, konsultansi atau assesmen? Tentang manajemen talenta, pengelolaan kinerja, kompetensi teknis atau perencanaan strategi? Dengan senang hati kami akan membantu. Terima kasih.
Kontak kami di Telegram